Mas Dedi Hermansyah adalah Peternak Ikan Lele yg Telah Aktif Sejak Tahun 2007 melakukan riset di Bidang Perikanan Khususnya Lele di Farm Fish Boster Center.
Di Mana Beliau Telah Melakukan Riset Mendalam di Manajemen Kualitas Air Dasar Kolam, Manajemen Pakan, Manajemen Kesehatan Ikan Lele, dan Manajemen Kontruksi Kolam menggunakan Fiber.
Dedi Hermansyah mengatakan :
Bagi saya, yang mungkin umur cukup muda. Dan sekarang berani mengambil langkah terjun ke lele. Dimana sebenarnya lele ini bukan seperti yang dulu. Bisnis lele adalah bisnis yang modern. Bisnisnya orang menengah keatas. Karena tidak akan mungkin orang menengah ke bawah. Dengan system boster yang notabenenya 1 kolam ukurannya 3 diameter kita isi 8.000 ekor dengan Break Even point 10.000 ribu. Sudah jelas, modalnya saja untuk operasional sudah Rp 8.000.000 juta. Kalau punya 3 kolam sudah Rp 24.000.000 juta.
Rafika, Wartawan dari Alamku Keren JTV Penasaran mengapa Kolam Sistem Boster harus menggunakan Kolam Bulat dari Fiber dengan Diameter 3, Ketinggian 1 meter. Apakah ini harus…?
Dedi mengatakan :
Kolam Bulat sebenarnya kita sudah mengaplikasikan kearah Biosecurity untuk keamanan produksi. Kalau ada Ikan yang sakit tak mengontaminasi yang lain. Kalau kolam terlalu besar nanti susah kasih makannya atau kita manajemen panen itu butuh waktu lama. Dealnya Diameter 3 meter.
Rafika kemudian bercanda. He he…, Kalau diameter-nya kecil nanti ikannya kasihan, dempet-dempet.
KOLAM KONVENSIONAL :
Berternak Ikan Lele Konvensional. Umumnya menggunakan Kolam Tanah dan Kolam Terpal. Rafika kembali penasaran, bukankah memakai Kolam Terpal Lebih Hemat. Mengapa di Fish Farm enggan menggunakannya.
Mas Dedi Lantas menjawab :
Nah mungkin itulah yang dianggap oleh banyak masyrakat yang pelihara ikan lele ini menggunakan kolam terpal itu biayanya murah. Tapi, kalau dianalisa lagi secara hitungan bisnis. Lebih buruk dan lebih mahal. Kita gunakan fiber, benar kita kalah diawal. Mahal biayanya tapi umur ekonomisnya sampai puluhan tahun.
Minimal untuk berternak ikan lele system boster adalah kolam beton. Karena apa, karena kolam beton itulah yang bisa menjaga fluaktuasi suhu atau mengaransikan ikan ini bisa berhasil diawal. Kemudian kalau kita naik kelas lagi ke kolam fiber. Itu kita lebih untung sebenarnya dalam jangka panjang.
Karena apa. Karena 1. Bagi mereka yg sewa lahan bisa mobile. Fiber ini nilai ekonomisnya jangka panjang. Puluhan tahun. Perawatannya mudah. Kalau habis panen banyak lumut nempel didinding ya. Kita cukup cuci dengan spon sudah bersih.
KEMATIAN PADA TERNAK LELE SISTEM BOSTER
Setiap berternak Ikan Lele. Selalu ada Resiko Kematian.
Mas Dedi kembali memberikan Pandangannya :
Kalau untuk kematian sebenarnya tergantung bagaimana kembali kepada diri pembudidaya masing-masing. Karena kematian itu dipengaruhi oleh bagaimana cara kita memelihara, bagaimana kita menjaga kondisi lingkungan. Di Boster kita berikan lele Vitamin, agar mereka tumbuh sehat, pertumbuhan lebih bagus.
PEMILIHAN LELE PENYEBAB KANIBAL :
Ikan Lele terkenal sebagai hewan kanibal (memangsa Temannya Sendiri). Rafika bertanya bagaimana langkah Fish Farm mengatasinya.
Dedi memberikan kunci resep rahasia :
Umur boleh sama, tapi ukuran ikan tidak sama. Makanya kalau kita biarkan. Dikwatirkan lah muncul sifat kanibal ikan tadi. Saling memakan. Contohnya. Pembudidaya ini Tebar 1.000. Panen tinggal 200 ekor. Kemana ikan lainnya…? Pastinya kalau ikan ngga seragam saling memakan temannya.
Tips ini memberikan Kunci Sederhana bahwa Pemilihan atau Sortir Pemindahan Ikan Lele ke Kolam Lain sangat penting.
Mas Dedi memberikan Lagi Ilmu Penting kepada Peternak Ikan Lele agar bisa Sukses.
Jangan Putus asa bagi Masyrakat yang minat ingin mencoba usaha budidaya lele. Tanpa harus memiliki luas lahan yang begitu besar. Karena lahan yang minim atau pekarangan rumah pun sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan catatan bagaimana kita menggunakan Teknologi yang tepat. Sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal atau maksimal.
Membuang Kotoran Ikan Lele melalui Pipa Center Drain
Untuk Perawatan Budidaya Ikan Lele. Mas Dedi yang Baik Hati membagikan ilmunya kembali membocorkan resep ampuh.
Mas Dedi mengatakan :
Sebelum kita memberi makan ikan. Kita harus membuang kotorannya terlebih dahulu. Tujuannya agar sisa bahan organik, endapan feses, atau racun yang ada di dasar bisa terbuang. Sehingga mengurangi tingkat resiko kematian ikan sakit atau mati.
Jangan punya amsumsi atau pemikiran kalau kotoran ini diolah dijadikan makanan kembali buat ikan (maksudnya disini mengacu kepada Sistem Bioflok yg banyak di Terapkan Peternak Ikan Lele di Indonesia). Kalau lele makan kotoran, makan fesesnya sendiri. Mba Fika mau ngga makan ikannya. Nantinya kotoran ikan ini kita manfaatkan buat penghijauan. Buat pupuk tanaman. Bisa digunakan untuk sayuran organik atau sayuran hidroponik tanaman. Jadi kotoran ditampung ada pengendapan. Sehingga warga di kompleks ini ngga Komplain. Kalau kita buang kotoran ikan. Warga pasti berbondong-bondong demo kemari. Disuruh tutup kolam ini.
Ini Lah Rahasia. Mengapa Kualitas Air di Sistem Perikanan Boster Terjaga. Sehingga Kualitas Daging Terasa Enak, Gurih, Nikmat, Tanpa Lendir dan Tanpa Bau Amis. Bahkan Ikan Lele apabila di Goreng tanpa bumbu sekalipun. Rasanya Tetap Aduhai Nikmatnya.
PESAN TERAKHIR :
Dari seluruh Pertanyaan yg diajukan oleh Wartawan Rafika. Ada Sesuatu yg Pengen diketahui dan Pesan Terbaik apa yang dapat membantu Para Peternak atau Pembudidaya Ikan Lele di Nusantara Indonesia.
Mas Dedi Hermansyah mengatakan :
Bagi Pemula yang mau budidaya ikan lele dengan system boster ini. Untuk pemula dapat memulai memiliki 3 kolam. Investasinya kolam fiber, 1 Kolam itu 4 juta. Sama Pasang, tukang dan instalansi itu kita anggap Rp 5.000.000 juta. Berarti 3 kolam itu membutuhkan investasi Rp 15.000.000 juta. Untuk operasionalnya, untuk biaya benih, biaya pakan, multivitamin dan listrik, pompa dan sebagainya. Bibit kolam untuk diameter 3. Kita bisa isi dengan kapasitas 7.000 – 8.000 ekor per kolam. Berarti kita butuh 24.000 ikan. Kita panen 1 Kg isi 10. Berarti kita panen 2,4 Ton. Itu kalau hidup 100%. Kita anggap mati 10%, hidup 90%. Berarti 2,3 Ton. Bisa dipanen 2-3 bulan. Bisa kebayang untungnya berapa. 2,3 Ton kita panen dengan estimasi modal atau BP tadi. Untuk per KG ikan itu Rp 10.000. berarti kita butuh modal Rp 23.000.000 juta. Kalau saat ini saya jual untuk Katering. Harganya Rp 22.000 Per KG. Berarti 22 x 2,3 Ton. Wah.., Lebih kurang Rp 40.000.000 Juta Lebih. Dibagi 3 kolam. Berarti keuntungan per kolamnya Rp 10.000.000 Juta Lebih. Itu untuk 1 kolam. Bayangkan jika punya 100 kolam, atau 500 kolam atau 1.000 kolam. Tinggal dikalikan saja. Makanya sekarang banyak investor-investor besar yang melirik peluang usaha ini. Karena ngga ada lagi bagi pebisnis besar yang bisnis-nya mencapai keuntungan sampai lebih dari 20%.