Cara berternak lele sistem Booster yang sangat menguntungkan bagi peternak.
Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di Indonesia. Peluang bisnis ikan lele tidak hanya mencakup bisnis rumah makan. Bahkan, saat ini ikan lele dapat diproses berbagai produk olahan. Ada terobosan baru pada budidaya ikan lele yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan nilai tambah produk ikan lele. Salah satunya adalah mengaplikasikanbudidaya ikan lele dengan metode booster.
Mungkin sebagian dari Anda belum mengetahui metode booster pada budidaya ikan lele bukan? Pasalnya, baru-baru ini terdapat metode baru dalam budidaya ikan lele yang dirasa lebih berprospek dalam meningkatkan jumlah produksi panen pada budidaya ikan lele. Metode budidaya ikan lele tersebut adalah booster.
Budidaya ikan lele dengan mengaplikasikan metode booster dinilai sangat efektif karena dapat menghasilkan panen melimpah, dengan ikan yang dihasilkan berkualitas. Metode budidaya ini juga dirasa lebih memudahkan dibanding metode budidaya ikan lele lainnya. Salah satunya, dapat menekan kebutuhan pakan, menjaga kesehatan ikan lele, menekan risiko gagal panen dan meningkatkan keuntungan lebih bagi para pembudidaya. Untuk keberhasilan cara beternak lele ini, apa saja yang harus diperhatikan?
Berikut sarana dan prasarana manajemenbudidaya ikan lele metode booster.
Membangun konstruksi kolam dengan sistembooster.Manajemen kualitas air dan dasar kolam.Manajemen pakan, untuk memastikan pakannya berkualitas.Manajemen kesehatan ikan lele, sekaligus pengendalian patogen.
Manajemen air
Pada budidaya ikan lele dengan metode booster, air merupakan media yang sangat penting dalam hal pembudidayaan. Hal ini karena pemilihan air dapat menjaga dan mendukung perkembangan ikan yang sedang dibudidayakan. Selain itu, tidak lupa untuk selalu menjaga kebersihan kolam adalah kunci utama kesuksesan pada budidaya ikan lele. Dengan perawatan yang selalu diperhatikan, secara otomatis ekosistem yang terdapat di dalam kolam akan terjaga dengan baik.
Untuk konstruksi kolam, Anda bisa menggunakan desain central drain. Dengan desain ini, bahan organik bisa terkumpul di titik tengah sehingga air akan lebih mudah dibuang.
Sebaliknya, kalau sistem bioflok, bahan organik justru dimanfaatkan sebagai suspensi sehingga tidak dibuang. Oleh karena itu, harus memerlukan penambahan alat berupa aerator dan penyuplai unsur karbon, seperti molase.
Manajemen yang diterapkan pada sistem boosterini mengharuskan peternak membuang kotoran dengan rutin. Caranya dengan membuka central drain dalam waktu tertentu sehingga kotoran dapat keluar dan air dalam kolam akan terlihat bersih. Jangan lupa Anda harus menutupnya kembali karena tujuannya membuang kotoran saja. Jadi, tidak diwajibkan untuk mengganti air dalam volume besar. Hal ini akan membuat dominasi plankton bisa diterapkan saat pengelolaan air yang melimpah. Sementara itu, kalau airnya terbatas, bisa menerapkan sistem dominasi bakteri photosintetic bacteria (PSB).
Dominasi plankton
Jika air kolam berwarna hijau, itu pertanda fitoplankton berklorofil mendominasi air. Sifatnya lebih stabil dengan perubahan cuaca dan lingkungan. Sebab, waktu mortalitasnya lebih panjang. Sementara itu, kalau air kolamnya berwarna kecokelatan, sebagai pertanda zooplankton berjenis diatomae sudah mendominasi air.
Jenis plankton tersebut berfungsi sebagai penyuplai pakan alami untuk ikan lele. Dengan begitu, ikan relatif bisa lebih cepat pertumbuhannya. Kalau pengelolaan tersebut tidak cermat, kualitas air bisa berubah-ubah sehingga bisa mengakibatkan ikan merasa tidak nyaman.
Dominasi bakteri photosintetic bacteria
Air kolam terlihat berwarna kemerahan merupakan pertanda photosintetic bacteria sudah mendominasi air. Bakteri ini sangat cepat berkembang karena derajat keasaman air menurun, kelarutan oksigen menurun, dan bahan organiknya semakin meningkat. Bakteri tersebut memiliki kemampuan fotosintesis tanpa membentuk molekul dari oksigen.
Baca Juga: Mendag Kritik Masyarakat Indonesia yang Konsumsi Ikan Olahan Impor
Manajemen pakan
Pada budidaya ikan lele dengan sistem boosterkebutuhan pangan ikan dapat ditekan. Hal ini karena metode budidaya ini bisa menekan kebutuhan pakan. Dengan begitu, risiko gagal panen juga bisa dicegah, sekaligus meningkatkan margin keuntungannya.
Pemberian pakan bisa menerapkan prinsip adlibitum. Pemberian pakan, agar pakan tersebut selalu tersedia di dalam kolam. Jadi, seperti dengan keadaan aslinya di alam. Anda harus mengatur frekuensi pemberian pakan dengan tepat sekaligus menambahkan multivitamin atau suplemen booster. Tujuannya, supaya pakan bisa lebih mudah dicerna oleh ikan lele.
Termasuk bisa meningkatkan sistem antibodi ikan lele. Dengan begitu, ikan tidak mudah terserang penyakit. Ikan lele juga bisa tumbuh dengan maksimal, dengan kualitas yang sangat bagus. Inilah kenapa diperlukan manajemen pemberian pakan yang harus dilakukan dengan benar karena pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan ikan. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan hasil panen ikan yang melimpah.
Manajemen kesehatan ikan
Kesehatan ikan lele harus selalu dikontrol. Sebab, dibutuhkan berbagai langkah tepat dalam pemantauannya. Perawatan air harus diterapkan dengan baik. Dengan begitu, dominasi probiotik dan patogennya lebih mudah dikendalikan. Caranya, dengan membuang kotoran secara teratur, menggunakan antiseptik agar air lebih steril dan menebarkan probiotik keesokan harinya.
Selain itu, Anda harus menjaga kondisi keasaman air atau pH air tidak berubah-ubah dengan fluktuatif. Saat lingkungan berada dalam kondisi ekstrem, pemberian vitamin C dan immunostimulan sangat dianjurkan.
Itulah berbagai faktor penting untuk buddiaya ikan lele dengan mengaplikasikan metode booster.
Mungkin sebagian dari Anda belum mengetahui metode booster pada budidaya ikan lele bukan? Pasalnya, baru-baru ini terdapat metode baru dalam budidaya ikan lele yang dirasa lebih berprospek dalam meningkatkan jumlah produksi panen pada budidaya ikan lele. Metode budidaya ikan lele tersebut adalah booster.
Budidaya ikan lele dengan mengaplikasikan metode booster dinilai sangat efektif karena dapat menghasilkan panen melimpah, dengan ikan yang dihasilkan berkualitas. Metode budidaya ini juga dirasa lebih memudahkan dibanding metode budidaya ikan lele lainnya. Salah satunya, dapat menekan kebutuhan pakan, menjaga kesehatan ikan lele, menekan risiko gagal panen dan meningkatkan keuntungan lebih bagi para pembudidaya. Untuk keberhasilan cara beternak lele ini, apa saja yang harus diperhatikan?
Berikut sarana dan prasarana manajemenbudidaya ikan lele metode booster.
Membangun konstruksi kolam dengan sistembooster.Manajemen kualitas air dan dasar kolam.Manajemen pakan, untuk memastikan pakannya berkualitas.Manajemen kesehatan ikan lele, sekaligus pengendalian patogen.
Manajemen air
Pada budidaya ikan lele dengan metode booster, air merupakan media yang sangat penting dalam hal pembudidayaan. Hal ini karena pemilihan air dapat menjaga dan mendukung perkembangan ikan yang sedang dibudidayakan. Selain itu, tidak lupa untuk selalu menjaga kebersihan kolam adalah kunci utama kesuksesan pada budidaya ikan lele. Dengan perawatan yang selalu diperhatikan, secara otomatis ekosistem yang terdapat di dalam kolam akan terjaga dengan baik.
Untuk konstruksi kolam, Anda bisa menggunakan desain central drain. Dengan desain ini, bahan organik bisa terkumpul di titik tengah sehingga air akan lebih mudah dibuang.
Sebaliknya, kalau sistem bioflok, bahan organik justru dimanfaatkan sebagai suspensi sehingga tidak dibuang. Oleh karena itu, harus memerlukan penambahan alat berupa aerator dan penyuplai unsur karbon, seperti molase.
Manajemen yang diterapkan pada sistem boosterini mengharuskan peternak membuang kotoran dengan rutin. Caranya dengan membuka central drain dalam waktu tertentu sehingga kotoran dapat keluar dan air dalam kolam akan terlihat bersih. Jangan lupa Anda harus menutupnya kembali karena tujuannya membuang kotoran saja. Jadi, tidak diwajibkan untuk mengganti air dalam volume besar. Hal ini akan membuat dominasi plankton bisa diterapkan saat pengelolaan air yang melimpah. Sementara itu, kalau airnya terbatas, bisa menerapkan sistem dominasi bakteri photosintetic bacteria (PSB).
Dominasi plankton
Jika air kolam berwarna hijau, itu pertanda fitoplankton berklorofil mendominasi air. Sifatnya lebih stabil dengan perubahan cuaca dan lingkungan. Sebab, waktu mortalitasnya lebih panjang. Sementara itu, kalau air kolamnya berwarna kecokelatan, sebagai pertanda zooplankton berjenis diatomae sudah mendominasi air.
Jenis plankton tersebut berfungsi sebagai penyuplai pakan alami untuk ikan lele. Dengan begitu, ikan relatif bisa lebih cepat pertumbuhannya. Kalau pengelolaan tersebut tidak cermat, kualitas air bisa berubah-ubah sehingga bisa mengakibatkan ikan merasa tidak nyaman.
Dominasi bakteri photosintetic bacteria
Air kolam terlihat berwarna kemerahan merupakan pertanda photosintetic bacteria sudah mendominasi air. Bakteri ini sangat cepat berkembang karena derajat keasaman air menurun, kelarutan oksigen menurun, dan bahan organiknya semakin meningkat. Bakteri tersebut memiliki kemampuan fotosintesis tanpa membentuk molekul dari oksigen.
Baca Juga: Mendag Kritik Masyarakat Indonesia yang Konsumsi Ikan Olahan Impor
Manajemen pakan
Pada budidaya ikan lele dengan sistem boosterkebutuhan pangan ikan dapat ditekan. Hal ini karena metode budidaya ini bisa menekan kebutuhan pakan. Dengan begitu, risiko gagal panen juga bisa dicegah, sekaligus meningkatkan margin keuntungannya.
Pemberian pakan bisa menerapkan prinsip adlibitum. Pemberian pakan, agar pakan tersebut selalu tersedia di dalam kolam. Jadi, seperti dengan keadaan aslinya di alam. Anda harus mengatur frekuensi pemberian pakan dengan tepat sekaligus menambahkan multivitamin atau suplemen booster. Tujuannya, supaya pakan bisa lebih mudah dicerna oleh ikan lele.
Termasuk bisa meningkatkan sistem antibodi ikan lele. Dengan begitu, ikan tidak mudah terserang penyakit. Ikan lele juga bisa tumbuh dengan maksimal, dengan kualitas yang sangat bagus. Inilah kenapa diperlukan manajemen pemberian pakan yang harus dilakukan dengan benar karena pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan ikan. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan hasil panen ikan yang melimpah.
Manajemen kesehatan ikan
Kesehatan ikan lele harus selalu dikontrol. Sebab, dibutuhkan berbagai langkah tepat dalam pemantauannya. Perawatan air harus diterapkan dengan baik. Dengan begitu, dominasi probiotik dan patogennya lebih mudah dikendalikan. Caranya, dengan membuang kotoran secara teratur, menggunakan antiseptik agar air lebih steril dan menebarkan probiotik keesokan harinya.
Selain itu, Anda harus menjaga kondisi keasaman air atau pH air tidak berubah-ubah dengan fluktuatif. Saat lingkungan berada dalam kondisi ekstrem, pemberian vitamin C dan immunostimulan sangat dianjurkan.
Itulah berbagai faktor penting untuk buddiaya ikan lele dengan mengaplikasikan metode booster.