Friday, January 5, 2018

Analisa usaha ternak sapi perah yang meberikan banyak keuntungan

“ANALISA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH”
(SKALA USAHA 12 EKOR SELAMA 1 PERIODE MASA LAKTASI)
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Pembangunan usaha sapi perah dilakukan untuk memenuhi gizi masyarakat dan mengurangi tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Usaha susu diindonesia sudah lama dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Meningkatnya permintaan susu, terutama dalam pencapaian ketahanan  pangan asal hewani. Hal ini disebabkan antara lain dengan adanya pertumbuhan penduduk, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gizi berimbang, serta perbaikan sistem pendidikan nasional.
Setiap usaha yang bergerak di bidang produksi, selalu berupaya untuk mencapai keuntungan ataupun pendapatan yang optimal. Usaha pemeliharaan sapi perah pun tidak terlepas dari keinginan tersebut. Usaha pemeliharaan sapi perah dewasa ini sudah begitu berkembang dan sudah dapat dijadikan sebagai salah satu mata pencaharian. Hal ini disebabkan masyarakat yang semakin sadar akan kebutuhan zat gizi. Pada dasarnya, antara persediaan dan permintaan susu di Indonesia terjadi kesenjangan yang cukup besar. Kebutuhan atau permintaan jauh lebih besar dari pada ketersediaan susu yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut, usaha sapi perah untuk menghasilkan susu segar sangat perspektif.
Oleh sebab itu peternakan sapi perah memiliki potensi pengembangan yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan susu yang masih impor terutama di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi yang cukup bagus karena memiliki daerah yang potensial seperti di daerah di Cakkela, Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, yang cocok untuk pengembangan usaha sapi perah.
  1. Tujuan
Adapun tujuan dijalankannya usaha peternakan sapi perah adalah untuk mengetahui layak tidaknya usaha peternakan yang dijalankan dilihat dari aspek pemasaran, aspek teknis produksi, aspek keuangan, aspek hukum, aspek lingkungan dan sosial budaya.


BAB II
PROFIL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH
  1. Pofil Usaha Cow’s Milk merupakan peternakan sapi perah skala kecil yang berdiri sejak tahun 2012. Usaha ini bergerak pada bidang produksi susu dari sapi perah. Bangsa ternak sapi perah yang akan diusahakan yaitu bangsa sapi perah Fries Holland (FH) dan peranakannya. Bangsa sapi FH merupakan bangsa sapi perah yang memiliki tingkat produksi tertinggi dibandingkan dengan bangsa sapi perah lainnya. Dengan tingkat produksi rata-rata setiap satu masa laktasi (10 bulan) adalah sekitar 36.000 liter per masa laktasi atau sekitar 10 liter per ekor perhari. Dalam usaha ini produk yang dihasilkan bukan hanya susu saja tapi juga dapat mengasikan produk olahan susu seperti dangke dan kripik susu serta anak sapi. Jumlah ternak yang akan diusahakan sebesar 12 ekor sapi dewasa betina, 2 ekor sapi jantan dewasa, 9 ekor sapi dara dan pedet sebanyak 5 ekor. dengan estimasi sapi betina dewasa mampu berproduksi 10 liter/ekor/hari.
Usaha sapi perah ini akan di lakukan di Cakkela, Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, dimana lokasi ini memiliki pontensi yang strategis dalam pelaksanaan usaha peternakan sapi perah. Atas dasar tersebut maka pengembangan sapi perah di kabupaten di Cakkela, Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, dipertimbangan pemilihan lokasi adalah berdasarkan kondisi wilayah yang optimal untuk pertumbuhan dan produksi sapi perah, ketersediaan lahan untuk mendukung pengembangannya dan ketersediaan pasar. Atas dasar tersebut maka pengembangan sapi perah perlu dilakukan dengan peningkatan kemampuan dibidang pengolahan dan pemasaran serta kelembagaan.
  1. Pola Pembiayaan
Dalam suatu usaha hal utama yang paling penting adalah biaya. Pada usaha ini biaya-biaya yang di butuhkan berupa biaya pemeliharaan, produksi, peralatan, sarana dan prasarana, serta biaya pakan. Biaya ini diharapkan bersumber dari  80% pengkreditan dengan bunga yang di sesuaikan dengan yang berlaku sekarang dan 20 % biaya sendiri yang berupa lahan yang di gunakan milik sendiri.
Pola pembiayaan pada usaha ini yaitu meliputi total kebutuhan modal dengan skala usaha  ekor sapi yang terdiri dari biaya penerimaan yaitu meliputi penjualan susu Rp 324.000.000,00, biaya penjualan pupuk kandang Rp 177.750.000,00, biaya penjualan pedet Rp 20.000.000,00 serta biaya variable yang meliputi biaya pakan Rp 150.000.000,00, biaya konsentrat Rp 24.000.000,00, biaya vaksin Rp 1.000.000,00, biaya Tenaga kerja 4 orang Rp 30.000.000,00, biaya listrik dan BBM Rp 1.000.000,00 dan biaya lain-lain sebesar Rp 5.000.0000, induk laktasi Rp 120.000.000,00.




BAB III
ASPEK PEMASARAN
  1. Permintaan
Dilihat dari pasar ataupun permintaan susu nasional maupun daerah, produksi susu nasional masih sangat perlu untuk ditingkatkan. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa produksi susu nasional baru dapat memenuhi sekitar 29,46% dari permintaan konsumen susu (Direktorat Jenderal Peternakan, 2003). Permintaan ataupun pasar yang masih terbuka luas baru merupakan salah satu faktor yang perlu dikaji untuk mengembangkan usaha sapi perah di suatu daerah.
Pada dasarnya, antara persediaan dan permintaan susu di Indonesia terjadi kesenjangan yang cukup besar. Kebutuhan atau permintaan jauh lebih besar dari pada ketersediaan susu yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut, usaha sapi perah untuk menghasilkan susu segar sangat perspektif untuk di usahakan.
  1. Penawaran
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain. penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Dalam industri peternakan sapi perah peranan peternak dalam memenuhi kebutuhan kecukupan susu di Indonesia sangat dibutuhkan. Oleh karena itu penawaran terhadap harga susu secara bertahap terjadi peningkatan.  Dalam mengatasi kebutuhan konsumsi susu di Indonesia terdapat peluang dalam pemasaran produk tersebut, dimana pernmintaan konsumen terhadap susu meningkat.
  1. Harga
Sumber penerimaan terbesar dan utama adalah dari penjualan susu, disamping penjualan sapi-sapi yang tidak produktif lagi, penjualan anak sapi yang tidak akan digunakan sebagai peremajaan dan dari hasil penjualan pupuk kandang. Besar kecilnya usaha sapi perah akan sangat tergantung pada jumlah susu yang diproduksi dan harga penjualan susu.
Penerimaan dari hasil penjualan susu diperoleh dari perkalian antara jumlah susu yang diperoleh selama satu periode laktasi dengan harga susu selama periode laktasi tersebut. Penerimaan lainnya berasal dari penjualan pedet, dan pupuk kandang dalam waktu 1 tahun. Harga susu di tingkat peternak berkisar Rp 9.000/liter, harga pupuk kandang Rp 1.500/Kg dan harga penjualan pedet Rp 4.000.000/ ekor.
  1. Pemasaran
Produk yang dihasilkan dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu segar, aspek pemasaran dari susu ini yaitu meliputi seluruh kalangan lapisan masyarakat, sehingga pasar dari usaha ini sangat luas karena semua orang mengkonsusmsi produk susu.
Dalam pemasaran produk ini  hal yang menjadi pertimbangan dan sasaran konsumen tentunya harus menjadi pertimbangan utama. Ada 3 konsep  kebutuhan manusia yang paling dasar yang mempengaruhi sasaran konsumen, sebagai berikut:
  • Kebutuhan, yaitu kondisi masyarakat akan kebutuhan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari
  • Keinginan, yaitu kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian individu
  • Permintaan, yaitu keinginan yang didukung oleh daya beli masyarakat
Setelah menetukan strategi pemasaran maka hal berikutnya yang dapat dilakukan adalah merencanakan rincian bauran pemasaran. Bauran pemasaran itu sendiri adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan. Bauran pemasaran dapat digolongkan dalam 4 kelompok variable :
  • Product (Produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh sebuah usaha kepada konsumen. Produk yang di tawarkan tidak hanya pada satu jenis produk susu akan tetapi berbagai macam produk dari olahan susu seperti dangke, kripik, dodol dll.
  • Price (harga) berarti jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk yang ditawarkan. Harga yang ditawarkan yaitu terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat.
  • Place (tempat) meliputi tempat aktivitas usaha untuk menyediakan produk bagi konsumen yang sangat menunjang adalah tempat yang memiliki tempat pemasaran yang strategis.
  • Promotion (promosi) berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Dalam menjalankan usaha ini akan melakukan promosi kepada konsumen melaui beberapa media seperti brosur, pamflet dan lain-lain.

  1. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pemasaran
Dengan semakin berkembangnya dunia pemasaran, persaingan akan
barang dan jasa (produk) juga cukup ketat, hal ini sangat membutuhkan
suatu strategi pemasaran yang tepat guna memasarkan barang (produk)
yang diproduksi dan untuk meningkatkan pangsa pasar yang telah
ditentukan.
Kendala yang dihadapi dalam pemasaran produk (susu) yaitu waktu yang ditempuh dari tempat produksi ke tempat pemasaran membutuhkan waktu yang cukup lama.

BAB IV
ASPEK PRODUKSI
  1. Lokasi Usaha
Lokasi peternakan sapi perah ini terletak di Cakkela, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Lokasi peternakan sapi perah ini berada di daerah  dengan curah hujan dan iklim yang cukup stabil sehingga cukup mendukung untuk pemeliharaan sapi perah khsususnya bangsa Fries Holland (FH) yang relatif membutuhkan suhu lingkungan yang rendah.  Lahan peternakan ini berada di sekitar didaerah puncak tetapi usaha peternakan ini masih merupakan skala rumah tangga. Pada dasarnya pemilihan lokasi ini sangat baik untuk kenyamanan hidup ternak sapi perah yang berjenis FH, dimana karakter sapi perah FH mampu nenyusuaikan diri dengan kondisi lingkungan tropis seperti Indonesia.
  1. Fasilitas Produksi
Untuk memproduksi susu dalam usaha sapi perah tidak lepas dari fasilitas dalam memproduksi seperti lahan, perkandangan, serta peralatan penunjang yang di gunakan. Dengan semakin berkembangnya teknologi maka peralatan yang digunakan juga semakin canggih. Peralatan yang digunakan berupa tempat penyimpanan susu, alat pemerah susu, cangkul, sikat dll.
  1. Luas Lahan
Luas lahan peternakan sapi perah ini adalah 1000 m2 dimana lahan ini terbagi menjadi lahan untuk perkandangan, lahan untuk pakan dan hijauan lahan untuk pembuatan pupuk kompos dan lahan untuk pengolahan hasil produksi.

  1. Bangunan dan Peralatan
Untuk usaha pengembangan sapi perah yang dilakukan secara intensif diperlukan bangunan, peralatan, persyaratan teknis dan letak kandang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  1. Bangunan :
  2. Kandang pejantan
  3. Kandang induk
  4. Kandang anak(pedet) dan dara
  5. Gudang pakan
  6. Tempat penampungan dan pengolahan limbah
  7. Peralatan :
  8. Tempat pakan dan tempat minum
  9. Gerobak
  10. Alat pembersih kandang dan pembuatan kompos
  11. Peralatan kesehatan hewan
  12. Selang
  13. Alat pemotong dan pengangkut rumput
  14. Perkandangan
Perkandangan adalah aspek yang penting dalam peternakan sapi perah. Perkandangan merupakan kompleks yang meliputi kandang sapi perah, gudang pakan, tempat penampungan kotoran dan kantor. Perkandangan diharapkan dapat menunjang dalam proses produksi sapi perah. Persiapan perkandangan perlu diperhatikan karena berkaitan erat dengan kesuksesan peternakan sapi perah. dan tipe kandang  yang digunakan untuk kandang sapi perah adalah tipe bebas konvensional, bentuk kandang ini memudahkan dalam penanganan selama pemeliharaan baik pada saat memerah, memandikan, serta memudahkan dalam membersihkanan kandang.
  1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja perlu pula diperhatiakan dalam mencapai efesiensi biaya produksi. Menurut pemgalaman peternak sapi perah di Indonesia. Satu orang tenaga kerja pria dewasa akan mampu mengurus sampai dengan 6 ekor sapi perah dewasa. Asal tenaga kerja itu tidak dibebani lagi untuk mencari ataupun menyabit hijauan. Dalam analisa usaha, petenakan sapi perah yang tidak menggunakan tenaga kerja upahan, melainkan menggunakan tenaga peternak itu sendiri atau tenaga keluarganya, maka tenaga itu harus diperhitungkan sebagaimana layaknya tenaga kerja upahan.
Tenaga kerja yang digunakan pada peternakan sapi perah bisa berasal dari semua kalangan masyarakat baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Kegiatan kerja dimulai pukul 07.00 sampai 15.30 WITA dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai 13.00 WITA.
Estimasi tenaga kerja yang digunakan untuk usaha sapi perah 28 ekor sapi perah desawa yaitu 4 orang.
  1. Teknologi
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi maka muncul alternatif-alternatif dalam menangani usaha sapi perah di perusahaan ini salah satunya yaitu penanganan dan pengolahan limbah peternakan menjadi produk yang bermanfaat seperti penggunaan biogas yang berasal dari kotoran sapi, pembuatan kompos atau, pupuk cair organik dan lain-lain.
  1. Proses Produksi
Sebelum melakukan pemerahan yang harus dilakukan adalah memeriksa kesehatan perah yang sedang laktasi dan menyediakan peralatan yang akan digunakan dalam pemerahan, kemudian mencuci lantai kandang dan membersihkan kandang dari bau-bauan, menenangkan sapi, menyediakan air hangat, mencuci tangan sebelum melakukan pemerahan, melicinkan puting dengan diolesi minyak kelapa atau Vaseline sehingga memudahkan proses pemerahan dan tidak terasa sakit.
  1. Kendala Yang Dihadapi Dalam Produksi
Kendala yang dihadapi dalam proses produksi yaitu pada musim kemarau sangat kesulitan untuk memperoleh hijauan makanan ternak. Tentunya hal ini membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih untuk mencari hijauan. Sedangkan pada musim hujan, persediaan hijauan makanan ternak tersedia cukup melimpah bahkan banyak yang rumput yang tua karena tidak dipanen.

BAB V
ASPEK KEUANGAN
  1. Komponen Dan Struktur Biaya
v  Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya variable cenderung berubah sesuai dengan bertambahnya volume produksi, meliputi biaya-biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan sebagainya.
v  Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang pada umumnya selalu konstan dimana pengeluaran bisnis yang tidak bergantung pada tingkat barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Pengeluaran ini berkaitan dengan waktu, seperti gaji atau beban sewa yang di bayar setiap bulan dan sering disebut sebagai biaya tambahan.
v  Biaya Variabel
Biaya variable adalah biaya yang pada umumnya berubah-ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.
v  Penerimaan
Penerimaan adalah semua hasil penerimaan produsen dari hasil penjualan barang dan outputnya.


  1. Perhitungan Analisis Kelayakan Usaha
Tabel 1. Perhitungan analis kelayakan usaha peternakan sapi perah
NOURAIANSATUANNILAI(RP)
A.Biaya
a. Biaya Variabel
1. Pakan (Hijauan)Kg150.000.000,00
2. KonsentratKg24.000.000,00
3. VaksinUnit1.000.000,00
4. Listrik dan BBM1.000.000,00
5. Tenaga KerjaOrang30.000.000,00
6. Biaya Lain-lain5.000.000,00
7. Induk LaktasiEkor120.000.000,00
Total Biaya Variabel326.500.000,00
b. Biaya Tetap
Penyusutan Kandang20 tahun821.17,81
Penyusutan Peralatan5 tahun1.643.835,62
Total Biaya Produksi328.965.753,43
B.PRODUKSI
1. SusuEkor324.000.000
2. Pupuk KomposKg177.750.000.
3. PedetEkor20.000.000
Total Penerimaan521.750.000
C.Pendapatan (B-A)188.284.246,57
D.R/C (A/B)1,56
E.B/C0.56
F.BEP Harga Produksi
·         SusuRp37.051
·         K     omposRp222.310
·         PedetRp83,36
BEP Volume Produksi
·         SusuLiter9.262
·         KomposKg1.984
·         PedetEkor18.525

  1. Laba/ Rugi
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa usaha petenakan sapi perah dengan masa laktasi 300 hari memperoleh keuntungan sebesar Rp 188.284.246,57 dan biaya produksinya sebesar Rp 160.620.753,43. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan CV Cow’s Milk  memperoleh keuntungan karena pendapatannya lebih besar dari pada pengeluaran/biaya produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasmir (2009) yang menyatakan bahwa jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung). Namun jika sebaliknya yaitu jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dalam kondisi rugi.
  1. Return Cost Ratio (R/C)
Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha peternakan Sapi Perah layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C sebesar 1,56 yang artinya lebih dari satu, dimana ketika R/C lebih dari satu maka usaha tersebut dikatakan untung. Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (2003), yang menyatakan bahwa jika R/C < 1 maka usaha tersebut dikatakan rugi, jika R/C > 1 maka usaha tersebut dikatakan untung, sedangkan jika R/C = 1 maka usaha tersebut dikatakan tidak untung dan juga tidak rugi.
  1. Benefit Cost Rasio (B/C)
Berdasarkan hasil analisis B/C bahwa usaha peternakan Sapi Perah menghasilkan keuntungan dilihat dari hasil analisis B/C rasio dapat diperoleh nilai 0.56 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,00 biaya yang dikeluarkan, maka usaha peternakan sapi perah akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 560. dan layak untuk diusahakan hal ini ditunjukkan karena nilai B/C sebesar Rp 560 lebih dari satu, dimana ketika B/C lebih dari satu maka suatu usaha layak untuk diusahakan karena menghasilkan keuntungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sagita (2012), yang menyatakan bahwa B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang  diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha  dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C>1. Semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan  diperoleh dari usaha tersebut.
  1. Break Event Point
Usaha peternakan sapi perah CV. Caw’s milk ini tidak akan mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika jumlah susu yang diusahakan sebanyak 9.262  liter atau harga susu hanya Rp. 37.051 per liter, sedangkan jumlah feses yang diusahakan sebanyak 1.984 kg atau harga feses hanya Rp 222.310, dan jumlah pedet 18.525 ekor atau harga pedet hanya Rp 83,36 hal ini menunjukkan bahwa  BEP menjadi target produksi minimal peternak dalam berusaha agar dapat menjalankan usaha dengan optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Munawir (1990) yang menyatakan bahwa nilai BEP dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana operasi perusahaan tidak memperoleh laba  dan juga tidak menderita kerugian atau  dengan kata lain total penghasilan sama dengan total biaya. Lanjut Umar (2003) menerangkan bahwa titik pulang pokok  adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variable didalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima peruusahaan dari kegiatannya.
BAB VI
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah skala 28 ekor yang dilaksanakan di Cakkela, Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, diperoleh kesimpulan bahwa Usaha sapi perah dinyatakan layak dijalankan dilihat dari pemilihan lokasi yang baik, tenaga kerja yang digunakan, aspek pemasaran serta peternakan sapi perah ini sudah memberikan keuntungan setiap laktasi bagi peternak dan hampir seluruh produksinya dijual.
Ditinjau dari aspek teknis secara keseluruhan peternakan ini sudah layak karena sisitem pemeliharaannya dilakukan secara intensif sehingga sapi perah dapat memproduksi susu 10 liter/ekor/hari.
  1. Saran
Untuk meningkatkan produksi susu sebaiknya dilakukan penambahan konsentrat pada ransum, Sehingga mendatangkan banyak keuntungan.

Bahan bahan untuk fermentasi untuk pakan ternak sapi

Pakan fermentasi pada saat ini telah banyak dipilih oleh mereka para pengusaha ternak sapi , alasan nya karena pemberian pakan fermentasi kepada hewan ternak sapi-nya mampu meningkatkan kulitas dari sapi tersebut .
bagi anda yang belum mengetahui pakan fermentasi itu apa , pakan fermentasi merupakan salah satu pakanan hewan ternak yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan . Dari pemberian ini terdapat berbagai macam keunggulan dan khasiat yang bisa didapat yang diantaranya seperti :

  • Pakan dapat disimpan sesuai kebutuhan
  • Meningkatkan nafsu makan sehingga mempercepat pertumbuhan ternak
  • Daging hewan terutama kambing rendah kolesterol dan tidak “prengus”
  • Kotoran hewan tidak menimbulkan bau/amoniak
  • Kotoran/limbah hewan berkualitas untuk dimanfaatkan menjadi pupuk
Nah karena faktor dan khasiat diatas beberapa peternak sapi mulai memberikan pakanan fermentasi kepada hewan ternak nya . Dan upaya ini berhasil untuk meningkatkan harga jual dari sapi tersebut .

Beberapa bahan-bahan untuk pembuatan pakan fermentasi sangatlah mudah dicari , nah dibawah ini merupakan beberapa bahan-bahan untuk membuat pakan fermentasi ternak sapi , yang diantaranya seperti :


  • Jerami , gedebog pisang , koll dll . Anda bisa memilih satu diantaran bahan organik tadi
  • Bekatul
  • Dedak
  • Gula pasir , atau bisa juga dengan menggunakan tetesan tebu
  • Garam
  • Suplemen probiotik . Saya sarankan dalam pemilihan suplemen probiotik anda memilih SOC  – HCS . Karena suplemen ini mempunyai khasiat yang sangat bagus untuk hewan ternak .
Dari beberapa bahan bahan untuk membuat pakan fermentasi ternak sapidiatas , terdapat bahan suplemen probiotik SOC – HCS yang mungkin anda baru dengar . Nah untuk penjelasan mengenai SOC – HCS ada di bawah ini .

SOC – HCS merupakan kependekan dari suplemen organik cair yang di produksi oleh PT.HCS . Suplemen organik ini mempunayi banyak sekali manfaat untuk hewan ternak yang diantaranya mampu merangsang percepatan pertumbuhan serta kesuburan pada hewan ternak , selain itu SOC – HCS juga mempunyai khaisat lain yang diantaranya seperti :

  • Menyehatkan ternak
  • Mengurangi biaya produksi dan perawatan, karena jika menggunakan produk lama yang berbahan kimia biaya operasionalnya mahal.
  • Mengurangi stress dan menekan penyakit, sehingga memperkecil angka kematian.
  • Meningkatkan antibodi pada ternak sehingga tidak gampang diserang penyakit.
  • Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam rumen dan meningkatkan nafsu makan.
  • Mempercepat pertumbuhan ternak dan terbukti untuk kambing bisa meningkat hingga 2,5-4kg/minggu. Tanpa menggunakan SOC rata 2,5 kg/bulan.
  • Meningkatkan kesuburan dan meningkatkan produksi daging, sehingga akan lebih menguntungkan peternak. Untuk kambing dan sapi kualitas maupun kuantitas daging sangat bagus, untuk unggas peteror telur jadi lebih besar dan banyak.

Pengawetan pakan hijauan dengan cara silase untuk pakan hewan ruminasia

Permasalahan utama dari penyediaan pakan ternak ruminansia adalah tidak terpenuhinya jumlah dan kecukupan nilai nutrisi yang disebabkan antara lain ketersediaaan pakan yang tidak terus menerus (kontinyu) sepanjang tahun. Pada musim penghujan produksi pakan terutama hijauan tinggi dan terjadi kekurangan pada musim kemarau.
Selain itu, bahan pakan pada umumnya berasal dari limbah pertanian yang kandungan nutrisi protein kasarnya rendah dan serat kasarnya tinggi. Kandungan serat kasar dalam bahan pakan sebagian besar berasal dari komponen selulosa lignin (karbohidrat komplek ) sehingga sulit dicerna oleh ternak.

Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut adalah dengan teknologi silase. Caraini memungkinkan untuk mengolah bahan pakan hijauan untuk meningkatkan kecernaan dari bahan pakan yang pada umumnya mengandung serat kasar yang tinggi. Pengawetan bahan pakan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kering, yaitu pembuatan hijauan kering dan jerami kering dan cara basah, yakni melakukan fermentasi hijauan segar, misalnya rumputatau hasil sampingpertanian, seperti jerami jagung (corn stover) dalam keadaan terkontrol yangdikenal dengan istilah pembuatan silase.
Utomo (2012), menambahkan ada cara lain untuk pengawetan bahan pakan yaitu haylage (perpaduan antara hay dan silase), yakni silase yang dibuat dari hijauan pakan yang berkadar air rendah (40 – 50%).Syarat hijauan yang dibuat silase adalah segala jenis tumbuhan atau hijauan serta bijian yang disukai oleh ternak, terutama yang mengandung banyak karbohidratnya.
Silase dapat dibuatdari berbagai jenis hasil panen. McDonald et al. (1991) menyatakan bahwa silasemerupakan bahan pakan yang diproduksi secara fermentasi, yaitu dengan carapencapaian kondisi anaerob. Selanjutnya Bolsen et al. (2000) menambahkan bahwa silase adalahbahan pakan yang diproduksi melalui proses fermentasi.Bahan tersebut berupatanaman, hijauan, limbah pertanian yang mengandung kadar air lebih dari 50%.
Sapienza & Bolsen (1993), menuliskan pembuatan silase tidak tergantung pada musim. Keberhasilan pembuatansilase berarti memaksimalkan nutrien yang dapat diawetkan. Schroeder (2004), menerangkan bahwa silase dapat mengurangi tenaga kerja dankehilangan nutrisi dengan proses fermentasi yang akhirnya akan mengawetkan hasilpanen. Lebih lanjut Balitbangtan (2003) mengungkapkan bahwa pembuatan silase dapat mengatasikekurangan pakan ternak pada musim kemarau serta menampung kelebihan produksipakan atau memanfaatkan pakan pada saat pertumbuhan terbaik.
Pieper (1996), menambahkan silase dapat memaksimalkan feed intake dan mengurangi pencemaran udara. Proses fermentasi yang optimum pada silase juga dipengaruhi oleh lingkungan. Kualitas silase dipengaruhi oleh faktor biologi yaitu tahap kematangan bahan pakan juga teknologi yang dipergunakan saat pembuatan silase (Bolsen et al. 2000). Jika dibandingkan dengan pembuatan hay dan amoniasi, pembuatan silase memiliki kelebihan yaitu:
▪ Hijauan tidak mudah rusak oleh hujan pada waktu dipanen
▪ Tidak banyak daun yang terbuang
▪ Silase umumnya lebih mudah dicerna dibandingkan hay dan amoniasi
▪ Karoten dalam hijauan lebih terjaga dibanding hay dan amoniasi
Sedangkan kelemahan pembuatan silase adalah perlunya ongkos panen, perlunya mengisi silo dan biaya pembuatan silo sebagai tempat penyimpanan.
Silase dan Proses Pembuatannya
Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku  berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainnya, dengan jumlah kadar/kandungan air pada tingkat tertentu, kemudian dimasukkan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara  yang biasa disebut dengan Silo, selama tiga minggu.
Dalam silo tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen), dimana bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadi proses fermentasi.
Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan bakunya.Tujuan utama pembuatan silase adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, agar bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian diberikan sebagai pakan bagi ternak terutama untuk mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Proses Pembuatan Silase
Cara pembuatan silase adalah sebagai berikut:
Hijauan atau rumput dilayukan, dipotong-potong (5-10) cm, diberi tambahan karbohidrat sebagai substrat bakteri (misal tetes/molases, tepung jagung, dedak halus, onggok), kurang lebih 3% dicampur rata, dimasukkan kedalam silo (tempat penyimpanan), dipadatkan dan ditutup rapat dan setelah 3 minggu, silo dapat dibuka dan siap diberikan kepada ternak. Apabila silo baik dan benar dalam pembuatannya  maka dapat bertahan 2-3 tahun selama tetap berada dalam keadaan kedap udara.
Penyiapan Silo
Silo hanyalah nama sebuah wadah yang bisa ditutup dan kedap udara, artinya udara tidak bisa masuk maupun keluar dari dan ke dalam wadah tersebut. Wadah tersebut juga harus kedap rembesan cairan. Untuk memenuhi kriteria ini maka bahan plastik merupakan jawaban yang terbaik dan termurah serta sangat fleksibel penggunaannya.  Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan, mulai kantong keresek plastik ukuran satu kilogram, sampai silo silindris dengan garis tengah 100 meter dan ketinggian 30 meter.Gentong plastik (biasanya berwarna biru) yang mempunyai tutup yang bisa dikunci dengan rapat, merupakan salah satu pilihan yang terbaik. Karena di samping ukurannya yang sedang sehingga mudah untuk diangkat, kemudian dengan penambahan jumlah bisa memenuhi kebutuhan yang lebih banyak.
Jika ingin membuat dalam jumlah yang banyak, maka cara yang termurah adalah dengan menggali tanah. Ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian menggunakan kantong plastik sehingga penutupannya bisa dilakukan agak rapat.
Penggunaan dan  Penyimpanan Silase
Silase bisa digunakan sebagai salah satu atau satu satunya pakan kasar dalam ransum sapi  potong. Pemberian pada sapi perah sebaiknya dibatasi tidak lebih 2/3 dari jumlah pakan kasar.  Silase juga merupakan pakan yang bagus bagi domba tetapi tidak bagus untuk kuda maupun babi. Silase merupakan pakan yang disukai ternak terutama bila cuaca panas. Apabila ternak belum terbiasa mengkonsumsi silase, maka pemberiannya sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Silase dengan kualitas yang baik akan menampilkan ciri-ciri khasnya yaitu : baunya agak wangi, rasanya manis dan sedikit asam, warnanya hijau kekuning-kuningan, tidak berjamur, waktu dibuka suhu tidak panas (kurang 30oC), apabila dipegang kering dan teksturnya lembut, tidak menggumpal, pH berkisar antara 4 – 4,5 dan nilai nutrisi yang ada dalam silase meningkat.
Cara Pemberian pada Ternak
Pemberian silase pada ternak harus dilakukan dengan memperhatikan respon ternak. Silase mempunyai aroma dan rasa yang khas, maka tidak semua ternak langsung mempunyai respon yang baik.
1. Pengambilan silase harus dilakukan secara hati-hati, silo harus cepat –cepat ditutup agar udara tidak masuk. Silase paling baik disimpan dalam silo yang berukuran sesuai dengan kebutuhan, sekali ambil isi silo habis. Misalnya setiap hari dibutuhkan 100 kg silase, maka kapasitas silo juga 100 kg.
2. Sebelum diberikan pada ternak silase diangin-anginkan terlebih dahulu, jangan diberikan langsung pada ternak.
3. Untuk ternak yang belum terbiasa makan silase, pemberian dilakukan sedikit-sedikit dicampur dengan hijauan segar yang dikurangi secara bertahap. Jika sudah terbiasa silase dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan ternak setiap hari.

Cara beternak bebek petelur

Ternak bebek petelur adalah usaha sampingan yang memberikan keuntungan maksimal  bisa menjadi pilihan kesibukan yang menguntungkan. Masih banyaknya lahan yang belum di optimalkan serta banyaknya bahan makanan yang terkadang memiliki nilai jual yang rendah atau bahkan masuk di kategori limbah merupakan peluang tersendiri yang sangat mendukung ternak bebek petelur ini. Namun terkadang masih ada yang memandang ternak bebek petelur adalah sebagai suatu kegiatan yang kotor dengan lingkungan yang kurang sedap.Dan sudah saatnya kita bisa memulai ternak bebek modern. Jika berbicara ternak bebek modern maka harus bisa menyusun terlebih dahulu analisa usaha bebek petelur.
Sistem pemeliharaan yang banyak digunakan oleh para peternak biasanya sistem pemeliharaan secara intensif/ dikandangkan. Sistem intensif bisa juga diterapkan di lahan yang sempit dan biasanya di daerah perkotaan. Dengan sistem ini pertumbuhan bebek lebih terperhatikan oleh peternak, pakan dan minum pun lebih terkontrol.
Buat para para pemula dan belum pernah beternak bebek sebelumnya disarankan dimulai dari yang terkecil, misalkan beternak 10 atau 20 ekor. Dari segi pakan, banyak bahan yang bisa dijadikan pakan campuran dengan konsentrat. Seperti katul, jagung, karak nasi, roti kadaluwarsa, krupuk kadaluwarsa, menir, dan lain-lain. Tidak mengherankan, kalau ransum di satu daerah peternakan, berbeda dengan daerah lainnya. Ketepatan strategi mengolah pakan potensial setempat, akan sangat menguntungkan peternak.
Bagi pemula yang ingin belajar ternak bebek petelur, ada baiknya untuk mengetahui dasar-dasar dalam pemeliharaan bebek petelur, diantaranya adalah :
  • Pemilihan Bibit
Memilih bibit bebek petelur memang menjadi kewajiban sebagai calon peternak. Membeli bibit di tempat yang terpercaya merupakan salah satu cara sederhana untuk mendapatkanya. Bicara mengenai bibit untuk harga bebek petelur relatif bisa di bilang cukup stabil.
  • Pakan
Pemilihan pakan untuk bebek petelur memang kadang membuat peternak kebingungan namun saat kita bicara harga biasanya tidak jauh dengan kualitas. Jangan terpengaruh dengan harga pakan bebek petelur yang murah. Tapi sebanarnya memilih pakan bebek petelur dengan harga yang murah bukan menjadi suatu yang salah asal perlu bereksperiman mengenai kualitas pakan tersebut dengan mengamati hasilnya setelah  mencoba. Dalam masa perawatan bebek petelur juga perlu  memberikan vitamin atau suplemen untuk menunjang produksinya.
  • Perawatan
Dalam perawatan ternak bebek petelur kita perlu mengamati area kandang yang tepat. Sebagai cara mudah menghitungnya cukup dengan mengamati bebek petelur kita apakah kesimpitan atau tidak saat bergerak. Kandang memang perlu lega bagi bebek petelur agar leluasa bergerak.
  • Masa Pemanenan
Pada umumnya bebek petelur akan bertelur di waktu dini hari. Saat pagi sebaikanya Anda segera mengumpulkan telur bebek tersebut untuk mengurangi resiko yang mungkin bisa di timbulkan jika telur bebek tidak segera di kumpulkan. Di masa panen ini Anda bisa segera memasarkan nya atau mungkin bisa juga segera di mulai proses pembuatan telur asin untuk menjaga kesegaran telur bebek tersebut.
Kulit telur bebek pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Kondisi ini cukup penting dalam mengurangi resiko pecah atau keretakan terutama dalam penanganan dan transportasi.
Jenis Bebek Petelur yang Unggul
Jenis bebek petelur yang sangat potensial diantaranya adalah:
  1. Bebek Jawa (Indian Runner)
Diantara bebek Jawa diantaranya adalah:
  • Bebek Karawang
  • Bebek Mojosari
  • Bebek Magelang
  • Bebek Tegal

  1. Bebek Alabio
  2. Bebek Khaki Champbell
  3. Bebek MA-2000 (bebek Ratu)
Dalam memelihara bebek terdapat sistem pemeliharaan secara intensif, extensive dan semi intensif. Namun banyak peternak yang memelihara bebek dengan sistem intensif karena peluang yang dihasilkan akan lebih besar, bebek dikandangkan dan pakan diberikan oleh para peternak.
Berkembangnya sistem pemeliharaan intensif dilatarbelakangi dengan semakin sempitnya lahan untuk beternak namun semakin banyak permintaan bebek. Oleh karena itu peternak dituntut untuk selalu menjaga mutu daging atau telurnya.
Lokasi kandang yang baik untuk membuat kandang adalah jauh dari pemukiman penduduk, jauh dari lokasi bencana (banjir dan tanah longsor), mudah dalam pendistribusiannya, dekat dengan sumber pakan dan jauh dari sumber bibit penyakit.
Kandang yang dibuat sebaiknya diberikan atap sebagian kemudian diberi pagar berupa bilah bambu atau jaring paranet. Kandang yang beratap dipakai untuk tidur dan bertelur. Itulah sebabnya dalam pembuatan kandang, lantainya perlu diberikan sekam atau jerami agar tetap hangat dan dapat mencegah telur pecah.
Bagian yang terbuka merupakan tempat untuk minum dan makan. Lantai kandang ini bisa tanah biasa, anyaman bambu atau semen. Upayakan kandang agar tidak becek dan tetap kering. Usahakan bebek mendapatkan sinar matahari.
Bibit
Bila ingin memelihara bebek petelur, maka ada beberapa tahapan mulai dari pemilihan anakan umur sehari, perawatan, pembesaran, kandang yang digunakan, pakan dan minuman dan pemasaran pasca panen. Perawatan yang optimal agar bebek mempunyai pertumbuhan yang baik sehingga dapat menghasilkan seperti yang kita harapkan. Bibit bebek yang digunakan untuk petelur tentu menggunakan bebek betina. Kita bisa meminta ke peternak agar mempersiapkan bibit bebek betina yang akan digunakan sebagai bebek petelur.
Pakan
Pakan yang dibutuhkan adalah campuran beberapa bahan baku yang dihasilkan oleh industri pertanian.
Pemeliharaan DOD (Day Old Duck)
Anak bebek yang baru saja menetas tentu membutuhkan penanganan yang khusus. Hal yang perlu diperhatikan saat bebek berumur DOD adalah faktor suhu, lingkungan, ventilasi dan luas kandang. DOD bebek biasanya dipelihara dalam box pemanas dengan diberikan penghangat berupa lampu. Pemanas diperlukan sampai bebek berusia 3 minggu, dan pada usia 4 minggu ke atas lampu digunakan untuk penerangan saja.
Kandang bebek dibuat tidak terlalu sempit, anak bebek yang baru berusia 1 hari sampai 4 minggu membutuhkan luas 1 meter untuk 10 ekor anak bebek.
Bebek yang masih DOD dan dibeli dari tempat yang cukup jauh, setelah dimasukkan ke dalam kotak, jangan terburu-buru diberikan pakan. Usahakan memberikan minuman segar terlebih dahulu biasanya air segar yang diberikan gula jawa. Hal ini sangat perlu untuk menghindari stress selama di perjalanan dan perpindahan tempat. Setelah 1 jam baru kemudian bisa diberikan pakan sedikit demi sedikit.
Pemeliharaan Bebek Dalam Masa Pertumbuhan
Bebek yang sudah berusia 5-22 minggu digolongkan dalam periode pertumbuhan. Bebek usia pertumbuhan tidak dipelihara dalam kotak pemanas lagi, tetapi dipindahkan dalam kandang yang berlantai dan dialasi dengan sekam atau bahan yang mempunyai daya serap yang tinggi.
Penggunaan pasir dan kapur cukup diperlukan sebagai alas lantai kandang agar pasir tidak mudah menggumpal dan mampu menyerap kebasahan. Kapur juga berfungsi untuk meredakan kadar amoniak yang disebabkan oleh kotoran bebek. Campuran pasir, kapur dan sekam dengan perbandingan 1:2:5 dan tebal minimal 20 cm untuk alas lantai.
Sebaiknya kandang bebek digunakan saat malam hari saja, pada siang hari bebek diumbarkan agar bisa bermain di kolam. Hal ini bertujuan agar kandang bebek tidak terlalu padat dan bebek tetap merasa nyaman. Untuk masa pertumbuhan ini perbandingan luas kandang dan jumlah bebek adalah 1 meter untuk 6 ekor bebek.
Kolam air untuk masa pertumbuhan bebek sebaiknya per meter persegi untuk 12 ekor. Usahakan membuat kandang jangan terlalu dalam agar bebek tidak terlalu banyak membuang energi. Pemberian pakan untuk masa ini sebaiknya mulai diatur dan dibatasi. Berat standar untuk bebek untuk usia 20 minggu adalah 1,350-1,400 kg. Usahakan bebek mencapai berat standar agar tidak terlambat untuk bertelur.
Bebek yang sudah berusia 22 minggu ke atas digolongkan dalam bebek periode produksi. Biasanya bebek yang sudah berusia 23 minggu akan mulai bertelur. Untuk kandang bebek yang sudah bertelur sebaiknya dibuatkan sarang dengan ukuran 40x40x30 cm dengan kapasitas per sarang untuk 6 ekor bebek.
Sebaiknya bebek menempati sarang dari awal hingga akhir bertelur karena bebek terlalu peka dan mudah stress jika sering berpindah-pindah sarang. Pemberian pakan juga cukup penting selama masa produksi. Karena pemberian pakan yang teratur dapat menjaga keseimbangan antara pakan dan produksi telur.
Pemberian kalsium dan fosfor cukup penting untuk Bebek yang rajin memproduksi telur. Jika bebek kekurangan kalsium dan fosfor bebek akan mengalami kelumpuhan. Bebek juga membutuhkan mineral untuk membuat kulit telur yang diproduksi. Bebek petelur yang dipelihara dengan sistem intensif memiliki kemampuan bertelur sampai usia 74 minggu. Tetapi apabila pemeliharaannya cukup baik, bisa dipertahankan sampai usia 144 minggu.
Berikut beberapa tips dalam pemeliharaan bebek petelur, semoga bermanfaat.
  • Usahakan bebek tetap dikandangkan dan jangan diumbar atau diliarkan.
  • Buatlah takaran pakan konsentrat sebanyak 0.5 ons dengan memanfaatkan bahan-bahan disekitar misalnya tutup botol dan botol. Hal ini dapat memudahkan dalam pemberian konsentrat karena dalam sehari bebek membutuhkan minimal 0,5 ons.
  • Biasakan memberi makan bebek 2 kali dalam sehari pagi dan siang atau malam hari. Biasakan dengan menggunakan 3 takaran konsentrat, 2 genggam nasi dan 3 takaran dedak halus. Berikan sedikit air dan aduk hingga merata.
  • Pemberian pakan bebek usahakan segera karena apabila terlalu lama bisa menyebabkan pakan menjadi basi.
  • Jangan lupa sediakan minum, yang perlu diingat dalam pemberian minum jangan berlebihan karena bisa menyebabkan kandang becek. Bisa juga dengan menambahkan vitamin untuk bebek.
  • Jika pakan yang diberikan sisa, sebaiknya berikan ke ternak lain atau dibuang. Karena pakan yang terlalu lama bisa basi dan dapat menjadi bibit penyakit. Usahakan dalam pemberian pakan tepat waktu. Jangan lupa untuk menutup tempat minum agar tidak digunakan untuk mandi.