Friday, January 5, 2018

Cara menaikan bobot ayam broiler dengan cepat

Sebagian besar peternak ayam broiler di Indonesia, masih sangat sering bertanya tentang Pakan Ayam Broiler Agar cepat gemuk?  Pertanyaan tersebut juga cukup populer di situs pencarian milik google. 

Dari hasil pencarian disitus milik google, Tim Mitra Peternakan menemukan beberapa rangkaian pencarian mengenai Pakan ayam broiler agar cepat gemuk, sebagai berikut 


  • Pakan Ayam Broiler Agar Cepat Besar
  • Ayam Broiler Cepat Besar
  • Ayam Broiler Cepat Gemuk
  • Ayam Broiler Cepat Besar
  • Ayam Broiler Gemuk
  • Agar Ayam Broiler Cepat Gemuk
  • Ayam Broiler Hormon
  • Ayam Broiler Tumbuh Cepat
  • Pakan Ayam Broiler Yang Bagus

Dari rangkaian pertanyaan-pertanyaan diatas sangat jelas memperlihatkan bahwa peternak masih kebingungan dengan pilihan pakan yang ingin digunakan dalam pemeliharaan ayam broiler mereka.  Penulis juga berpikiran bahwa sebagain besar peternak memang belum memahami secara utuh tentang pemeliharaan ayam broiler. 

Berangkat dari hal tersebut diatas, maka penulis akan memberikan sedikit gambaran tentang pemahaman penggunaan pakan dalam pemeliharaan ayam broiler.

Pengenalan Pakan

Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. (Anonim, 2009).

Pakan adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi, istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet, crumble atau mash. (Anonim a 2008).

Pakan adalah bahan ransum ternak yang telah diramu dan biasanya terdiri dari berbagai jenis bahan ransum dengan komposisi tertentu. Pemberian pakan bertujuan untuk menjamin pertumbuhan berat badan dan menjamin produksi daging agar menguntungkan. Konsumsi pakan ayam Broiler tergantung pada strain, umur, aktifitas serta suhu lingkungan. Pakan ayam Broiler dibedakan menjadi dua macam yaitu ransum untuk periode starter dan periode finisher. Komposisi pakan pada fase starter terdiri atas protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium (Ca) 1%, phosphor (P) 0,7-0,9% dan pada fase finisher terdiri atas protein 18,1-21,2 %, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, phosphor (P) 0,7-0,9% (Faradis, 2009).

Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan protein ayam pedaging (ayam Broiler) berbeda pada fase starter dan fase finisher. Perbedaan tersebut disebabkan oleh ayam Broiler membutuhkan protein yang tinggi pada fase starter untuk pertumbuhan yang cepat agar manusia dapat menikmati dagingnya. Protein merupakan gabungan dari sekelompok asam amino yang mengikuti aturan-aturan tertentu sehingga protein dan asam amino merupakan suatu kesatuan utuh, baik dalam pemberian maupun kebutuhannya.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan nutrient pakan sesuai dengan periode pertumbuhan ayam. Khusus untuk pakan broiler hendaklah (1) memiliki kandungan nisbah energi-protein yang diketahui, (2) kandungan proteinnya tinggi untuk menopang pertumbuhannya yang sangat cepat, (3) mengandung energi yang lebih untuk membuat ayam Broiler dipanen cukup mengandung lemak.

Ayam Broiler membutuhkan energi yang tinggi (lebih dari 3.000 kkal per kg ransum). Untuk mendapatkan energi yang tinggi itu tidak cukup hanya dari bahan makanan sumber pertanian saja, tetapi harus dibantu dengan minyak agar keseimbangan gizi dari ransum yang terbentuk itu dapat terjamin. Bahan-bahan pakan yang menjadi sumber energi terbanyak ialah dari pakan nabati dan minyak atau lemak. Minyak atau lemak kerap kali digunakan dalam ransum ayam Broiler agar jumlah energi yang dibutuhkan terpenuhi. Beberapa bahan yang juga ikut digunakan untuk mendukung pemenuhan energi bagi ayam Broiler adalah bekatul, bungkil kelapa, dan bungkil kacang tanah. Sedangkan lemak yang digunakan adalah lemak hewan yang sering dijumpai di rumah potong. Minyak yang digunakan adalah minyak nabati seperti minyak kelapa.

Bahan Pakan


Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).

Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).

Menurut (Anonim a 2008) bahan dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan konvensional dan bahan pakan subtitusi

Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya Protein) dan disukai ternak. Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung, bungkil kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya.

Bahan baku yang berasal dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikana. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan. Bahan pakan ini biasanya berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.

Ransum

Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).

Menurut (Anonim a 2008) berdasarkan bentuknya ransum dibagi menjadi 3 jenis : yaitu mash, pellet,dan crumble

Mash adalah bentuk ransum yang paling sederhana yang merupakan campuran serbuk (tepung) dan granula.

Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan tersebut diolah menggunakan mesin pellet (pelletizer) untuk mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh.

Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.

Konsentrat

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar. (Anonimb 2009).

Zat Additif

Zat additif merupakan zat yang perlu ditambahkan dalam jumlah relative sedikit yang kadangkala diperlukan untuk melengkapi ransum yamg disusun, yang berfungsi sebagai penambah aroma/cita rasa, asam amino/ campuaran asam amino dan vitamin mix. (Anonim, 2009).

Zat additif merupakan suatu bahan atau kombinasi bahan yang biasa digunakan dalam campuran ransum digunakan dalam jumlah sedikit untuk memenuhi

kebutuhan tertentu, misalnya memacu pertumbuhan, meningkatkan kecernaan seperti antibiotik, hormon, probiotik, pewarna, rasa. (Anonim b, 2009).

Pembahasan diatas merupakan dasar utama kita dalam memahami pakan untuk diberikan ke ternak ayam yang kita budidayakan.  Semoga pembahasan tersebut bisa menambah ilmu kita dalam memahami cara budidaya ayam broiler.