Mungkin sebagian orang berpikir, memulai usaha ayam potong berarti harus menyiapkan modal yang tidak sedikit. Dan permasalahan terbesar adalah ketersediaan lahan untuk kandang yang relatif luas.
Tapi bagi Anda yang memang sudah berniat ingin memulai usaha tersebut, tidak perlu lahan yang luas dan modal yang besar. Anda bisa mencoba dengan memanfaatkan halaman atau pekarangan yang kosong. Hanya dengan modal beberapa juta rupiah saja, serta menerapkan sistem rolling, Anda sudah bisa memulai usaha ternak ayam potong. Sistem ternak rolling maksudnya adalah menerapkan sistem bertahap dengan memasukkan bibit dalam satu kandang kecil sampai usia dan ukuran tertentu untuk kemudian dipindahkan ke satu atau beberapa kandang yang lebih besar. Misalnya pada tahap pertama memasukkan 100 – 200 ekor bibit ayam, setelah berumur 14 hari dipindahkan ke kandang utama dan mendatangkan lagi bibit sebanyak 100 – 200 ekor ke kandang kecil.
PanduanTernak Ayam Broiler Skala Kecil
Disini kita akan memulai ternak ayam broiler dengan asumsi bibit ayam sebanyak 100 ekor, untuk kemungkinan lebih banyak lagi (tergantung modal dan kesanggupan perawatan serta penanganan), bisa membandingkan dengan langkah-langkah persiapan berikut;
Kandang utama
Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah kandang utama. Kandang utama digunakan untuk penempatan ayam yang sudah masuk usia 14 hari. Luasnya bisa menyesuaikan pekarangan. Idealnya adalah kandang dengan ukuran (p x l x t) 2m x 3m x 2m untuk 100 ekor ayam. Sebisa mungkin kandang diposisikan ke arah timur – barat. Jika suatu saat ingin menambah jumlah pasokan ayam, kandang bisa di buat lebih besar atau bila lahan masih memungkinkan sebaiknya membuat 2 petak kandang.
Kandang kecil
Kandang kecil digunakan untuk menempatkan bibit ayam potong yang baru didatangkan. Luas kandang berkisar antara 1m x 1m 1m untuk 100 ekor bibit ayam.
Serbuk pengolahan kayu dan atau kulit padi (sekam)
Tidak kalah penting adalah serbuk sisa gergaji pengolahan kayu dan atau kulit padi (sekam). Inilah yang menentukan limbah kotoran bisa menjadi sumber masalah atau tidak. Karena umumnya pada peternakan, yang menjadi keluhan adalah limbah kotoran ternak. Mulai dari bau tidak sedap yang menyengat hingga mencemari lingkungan, terutama bila peternakan berada di dekat sumber air.
Wadah Pakan dan Minum
Untuk kandang kecil bisa menggunakan wadah pakan dan minum ukuran kecil. Sebaiknya menggunakan wadah pakan model memanjang, untuk menghindari bibit ayam terlalu berdesakan hingga tidak atau sedikit mendapatkan makan dan minum. Sementara untuk kandang besar menggunakan wadah standar dengan perbandingan 1 : 30 untuk wadah pakan dan 1 : 50 untuk wadah minum. Jadi untuk 100 ekor ayam yang berumur lebih dari 14 hari dibutuhkan minimal 3 wadah pakan dan 2 wadah minum. Jumlah ini bukanlah satu keharusan, karena sangat tergantung dari luas, suhu dan perilaku ayam. Semakin besar ayam, maka semakin sempit ruang gerak dan suhu kandang akan menjadi lebih panas. Artinya bisa menambahkan jumlah wadah pakan dan minum.
Pemanas dan Lampu Penerangan
Didalam kandang kecil wajib menempatkan pemanas ruangan dan lampu penerangan, karena bibit ayam sangat rentan terhadap udara dingin. Juga pada kandang yang terang, akan merangsang ayam untuk terus makan. Pada ternak skala kecil, lampu bohlam antara 15 – 20 watt bisa menjadi alternatif pemanas sekaligus penerangan. Dengan catatan selalu mengatur posisi lampu. Pada hari pertama bisa di posisikan menggantung sejajar dengan tinggi bibit ayam. Semakin tinggi ayam, maka lampu juga harus ikut ditinggikan. Sementara pada kandang utama cukup menempatkan lampu dengan jarak 10 – 30 cm dari tinggi rata-rata ayam.
Pakan dan Minum
Ketersediaan pakan bermutu dan air bersih merupakan kunci utama dari beternak ayam broiler. Ayam mengkonsumsi pakan dan mengubahnya menjadi daging. Jadi, agar sukses peternak harus teliti dalam hal pakan. Ayam broiler membutuhkan rasio protein yang tinggi dalam pakannya agar tumbuh dengan baik. Juga asupan vitamin yang tepat seperti A, B2, D3, B12 dan K untuk memenuhi kebutuhan dan sistem kekebalan tubuh. Ayam pedaging makan dan minum sepanjang hari dan malam. Jadi, pastikan wadah pakan dan minum selalu terisi, karena ketika wadah pakan kosong ayam akan makan sisa pakan dilantai yang sudah bercampur dengan kotoran.
Perawatan Ayam Broiler Skala Kecil
Untuk penanganan ayam potong mulai dari sebelum tiba bibit hingga perawatan harian tidak jauh berbeda dari ternak ayam potong pada umumnya, hanya lebih sederhana dan tidak memakan waktu serta tenaga lebih banyak.
Kandang harus dalam keadan bersih dan disemprotkan desinfektan minimal 48 jam sebelum mendatangkan bibit ayam. Untuk menghindari kemungkinan gangguan serangga, kuman serta jamur. Pada kandang kecil setelah dibersihkan dan steril kemudian ditabur dengan sekam padi atau serutan kayu (serbuk gergaji), setebal lebih kurang 1 – 3 cm. Ini bertujuan selain menjaga kebersihan lantai agar tidak lembab oleh kotoran, juga menghindari cacat pada kaki bibit ayam. Di daerah yang umumnya bersuhu dingin atau sejuk, lampu dan pemanas dinyalakan 12 jam sebelum memasukkan bibit.
Sesaat setelah bibit tiba sebaiknya tidak langsung dimasukkan ke dalam kandang. Disarankan untuk mendiamkan sebentar sambil buka tutup atas wadah. Ini betujuan menyesuaikan bibit ayam dengan lingkungan, udara dan suasana baru. Cukup antara 15 – 30 menit didiamkan, masukkan satu persatu bibit ayam ke dalam kandang dengan menggunakan tangan. Amati dan perhatikan perilaku bibit, sambil mengarahkan bibit ayam untuk makan dan minum dari wadah yang sudah di siapkan.
Memasuki usia 14 hari, ayam sudah bisa dipindahkan kekandang utama, hingga ayam mencapai usia 8 minggu atau sudah mencapai bobot ideal untuk dipanen. Bersihkan kandang kecil seperti pada langkah pertama, untuk kemudian mendatangkan kembali bibit ayam broiler yang baru.